Pages

Senin, 07 April 2014

Pengertian Ilmu dan Pengetahuan dan Surah Al-alaq tentang dasar Ilmu Pengetahuan



       Asalamualaikum wr.wb.
        Kehidupan didunia tercipta karena ilmu dan kuasa Allah SWT. Manusia pun menjadi makhluk yang berderajat tinggi karena akal yang diberikan ALLAH SWT kepada manusia. Dengan menjalankan akalnya,manusia akhirnya dapat menemukan berbagai hal yang selama ini belum dimengerti oleh manusia. Dan dengan akal juga lah ilmu dan pengetahuan berkembang di dunia. Berikut saya akan mencoba menjelaskan pengertian ilmu dan pengetahuan serta kaitannya dengan al-qur'an sebagai sumber segala ilmu.

A. Pengertian ilmu dan pengetahuan
Perbandingkan Ilmu dengan pengetahuan, Dalam Epistemologi Barat Sains berbeda dengan  knowledge, sebagaimana ilmu dalam epistemologi Islam berbeda dengan opini.
Ilmu merupakan pengetahuan tentang sesuatu sebagaiman adanya, dengan demikian ilmu bukanlah sekedar opini/dugaan semata, melainkan sebuah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Dengan menyaratkan observasi, maka Sains dituntut untuk mampu berhubungan dengan benda-benda fisik seperti; kimia, biologi, astronomi, bahkan bidang-bidang psikologi dan sosiologi.Dalam hal ini Aguste Comte salah seorang bapak sosiolog asal Jerman menyatakan bahwa “sains itu bersifat positivistic”. Dan inilah yang kita katakan sebagai unsur paling mendasar dari Sains.
Pengetahuan diartikan sebagai kumpulan informasi yang belum diuji kebenarannya. Pengetahuan berisi informasi yang digambarkan secara umum atau general. Hal ini yang membuat ilmu berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan diartikan sebagai segala informasi yang ada namun belum memiliki kekuatan ilmiah berupa pembuktian dan hanya berkembang dari mulut kemulut atau melalui media informasi.Tetapi pengetahuan memiliki keterkaitan dengan ilmu.
Ilmu pengetahuan adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat diterima oleh rasio.[1] Pendapat lain menyatakan bahwa ilmu pengetahuan merupakan gambaran atau keterangan yang lengkap dan konsisten tentang fakta-fakta pengalaman manusia yang disusun dengan metode-metode tertentu dan menggunakan istilah-istilah yang disederhanakan.[2]  Dengan demikian,dapat penulis simpulkan bahwa Ilmu terbentuk dari pengetahuan yang telah diteliti, maksudnya sebuah ilmu bersumber dari pengetahuan umum yang kemudian dilakukan penelitian terhadapnya sehingga didapat hasil yang nyata atau konkret untuk membuktikan argument tersebut. Itulah sebabnya mengapa ilmu memliki nilai yang mutlak dan dapat dibuktikan.
                   Al- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai asfek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.[3]
B. Ayat – Ayat Al-Qur’an Tentang Ilmu Pengetahuan
Al-qur’an merupakan firman atau wahyu Allah SWT sehingga apa yang ada didalamnya adalah kebenaran yang mutlak. Wahyu tidak pernah bisa ditentang oleh akal,karena pada hakikatnya wahyu memiliki sumber yang lebih benar yaitu datang dari Allah,sementara akal hanya menimbulkan pemikiran yang berasal dari manusia,Pemikiran ini dapat saja berbeda-beda sesuai tingkat akal manusia. Hal ini jelas menunjukan bahwa akal berada di bawah wahyu. Oleh karena itu,perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat menentang keberadaan Al Qur’an sebagai sumbernya.
a. Q.S Al-‘alaq 96/1-5
Al-Qur’an yang paling utama adalah hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuaan, begitu pentingnya sains dan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an sehingga Allah menurunkan ayat yang pertama kali Q.S Al-‘alaq 96/1-5, yang berbunyi :

kecuali dengan berita yang paling agung; berita yang memenuhi hati dengan ma’rifat (mengenal Tuhannya), keimanan dan pandangan yang lurus, seperti berita yang menerangkan tentang nama-nama Allah, sifat-sifat-Nya dan perbuatan-Nya, termasuk pula hal-hal ghaib di masa lalu dan yang akan datang, dan bahwa perintah serta larangannya membersihkan jiwa, menumbuhkannya dan menyempurnakannya karena cakupannya yang mengandung keadilan, keikhlasan dan ibadah kepada Allah Rabbul ‘alamin. Siksaan di dunia maupun siksaan di akhirat. Termasuk rahmat (kasih-sayang)-Nya kepada hamba-hamba-Nya adalah Dia telah menetapkan hukuman berat kepada orang-orang yang menyelisihi perintah-Nya, menerangkannya kepada mereka, dan menerangkan sebab-sebab yang dapat mengarah kepadanya. Kepada orang-orang yang kafir dan yang mendurhakai perintah-Nya.
 Baik yang wajib maupun yang sunat, disertai ikhlas dan mutaba’ah (sesuai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam). Sebagai balasan terhadap iman dan amal saleh mereka, di mana yang paling besarnya adalah mendapatkan keridhaan Allah dan masuk ke surga. Baik dari kalangan Yahudi, Nasrani, maupun orang-orang musyrik. Yang mereka ikuti hanyalah persangkaan dan hawa nafsu; bukan ilmu. Dan alangkah besar hukuman untuknya. Karena menyifati-Nya dengan mengambil anak sama saja mencacatkan-Nya, menyertakan yang lain dalam hal rububiyyah-Nya (mengatur alam semesta) dan uluhiyyah-Nya (keberhakan untuk diibadahi), serta berdusta terhadap-Nya.


[1] A. Baiquni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern (Bandung: Pustaka. 1983), hlm. 1
[2] George Thomas W. Petik. Introduction to Philosphy (London: tp. 1985), hlm. 373-374 (terjemahan)
2
[3] Achmad Baiquni, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana Bakhti Prima Yasa, Yogyakarta, 1997. hlm. 17
3

0 komentar:

Posting Komentar